Koinonia
Koinonia berarti persekutuan; ada dan terciptanya persekutuan; memperat persaudaraan; semua upaya untuk tetap berada dalam persekutuan. Jadi, dalam gereja harus ada dan tercipta persekutuan; sekaligus terpeliharanya persekutuan yang telah ada dan tercipta; gereja harus menyampaikan model persekutuan yang dimilikinya itu kepada semua umat manusia.
Gereja terbentuk karena adanya persekutuan orang-orang yang percaya bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN dan Juruselamat, kemudian “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, Kisah 2:42; ... selalu berkumpul ... dalam persekutuan yang erat,” Kisah 5:12; sehingga terbentuknya persekutuan tersebut, 1 Kor 1:9, “... semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus,” 1 Kor 15:22. Menurut rasul-rasul, “Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus,” 1 Yoh 1:3;
Karena sebagai tugas Gereja dan gereja, koinonia seperti itulah yang harus diberitakan serta dipraktekkan. Artinya, koinonia bukan hanya dibentuk di dalam lingkungan gereja, melainkan harus ditampilkan pada sikon hidup dan kehidupan sehari-hari. Orang percaya harus hidup dalam terang, sehingga mendapat persekutuan seorang dengan yang lain, karena darah Yesus, telah menyucikannya dari segala dosa, 1 Yoh 1:7. Dengan itu, setiap anggota Tubuh Kristus, harus memperhatikan satu sama lain, sesama warga, tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan jenis kelamin, dan semua latar belakang lainnya. Semuanya merupakan sesama saudara karena kasih TUHAN Yesus Kristus.
Marturia
Marturia bermakna kesaksian, bersaksi, memberi kesaksian secara benar dan tepat tentang hal-hal yang pernah dilihat dan didengar; menceritakan realitas yang sebenarnya; mempercakapkan kembali pengalaman-pengalaman dan peristiwa yang dialami sebelumnya.
Gereja-gereja harus melaksanakan marturia karena “Injil Kerajaan Allah ... menjadi kesaksian untuk semua bangsa,” Mat 24:14; Kisah 20:24. Dan jika marturia dilaksanakan dengan baik dan benar, maka TUHAN Allah meneguhkan kesaksian Gereja-gereja dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, Ibr 2:4. Oleh sebab itu, rasul-rasul pada masa Gereja Mula-mula memberitakan, “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah mereka dengar, lihat, saksikan, raba ... tentang Firman hidup, ...,” 1 Yoh 1:1-3; Isi utama dalam pemberitaan para Rasul adalah “... Yesus adalah Mesias,” Kisah 4:33; 18:5. Pemberitaan rasul-rasul tersebutlah yang menjadikan penyebaran dan perkembangan Gereja sampai ke penjuru dunia.
Pada konteks kekinian, isi utama marturia masih tetap sama, yaitu Yesus adalah Mesias. Marturia tidak hanya dinyatakan melalui khotbah dan nyanyian, tetapi sudah ada banyak sarana baru untuk hal itu. Marturia tidak terbatas dalam gedung gereja, namun di mana saja orang percaya berada, ia harus bermarturia.
Diakonia
Diakonia artinya melayani. Pada sikon budaya masa lalu, diakonia mendapat pengembangan makna, sehingga bermakna melakukan sesuatu dengan setia, jujur, serta tanggungjawab. Artinya, seseorang [biasanya hamba atau budak] yang melayani tuannya dengan penuh kesetiaan, kejujuran, dan tanggungjawab; ia juga harus berani dan rela menyerahkan nyawanya untuk tuannya; dalam melaksanakan tugasnya, ia harus mengikuti keinginan dan kehendak tuannya.
Pengembangan makna diakonia itu lah yang ada pada Yesus, ketika masih berada secara fisik di Bumi, Ia berkata, “... sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang,” Kehadiran Yesus untuk melayani tersebutlah yang merupakan tugas Gereja dan gereja. Pelaksanaan diakonia pada masa Gereja Mula-mula, menyangkut banyak aspek, serta dilakukan oleh orang-orang yang dipilih secara khusus, Kisah 6:1-7, sehingga rasul-rasul dapat berkosentrasi pada pemberitaan Injil. Diakonia dikerjakan dengan kata dan perbuatan, “Jika ...; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!” 1 Pet 4:11
Pada konteks kekinian, berdiakonia tak terbatas pada bantuan materi kepada mereka yang berkekurangan, melainkan lebih kompleks. Misalnya, pengobatan, panti asuhan, pendidikan, pendampingan pada saat susah ataupun yang mengalami masalah sosial, penyediaan lapangan pekerjaan, dan lain-lain. Diakonia harus membawa perubahan pada seseorang maupun masyarakat. Bukan sekedar menjadikan ia tidak terlantar dan tercukupi kebutuhan dasarnya, melainkan dapat terangkat secara sosial; misalnya, melalui pendidikan yang baik, seseorang dapat memperbaiki kualitas hidup dan kehidupannya.
Diakonia bisa menjadi salah satu bentuk kepedulian gereja kepada masyarakat luas dalam rangka menunjukkan tanda-tanda Kerajaan Allah di bumi. Melalui diakonia, warga gereja menunjukkan perhatian kepada masyarakat di luar gereja, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, ...,” Gal 6:1-10; Mat 25:31-46.
http://www.jappy.8m.com/custom.html
'didaskalia' menyangkut pekerjaan mengajar atau isi ajaran, dan kata 'didakhê' yang khususnya ditujukan kepada ajaran Yesus Kristus.
Didaskalia
'Didaskalia' yang diterjemahkan dengan doctrine dalam bahasa Inggris, LAI menerjemahkannya dengan ajaran, pelajaran, pengajaran. Kata 'didakhê' yang juga diterjemahkan dengan doctrine dalam bahasa Inggris. Keduanya berasal dari kata kerja yang sama yakni didaskô, yang berarti mengajar dengan memberi perintah, bertindak sebagai guru terhadap murid dan menjelaskan sesuatu.
* Matius 15:9
LAI TB, Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
KJV, But in vain they do worship me, teaching for doctrines the commandments of men.
TR, ματην δε σεβονται με διδασκοντες διδασκαλιας ενταλματα ανθρωπων
Translit., matên de sebontai me didaskontes didaskalias entalmata anthrôpôn
* Matius 7:28
LAI TB, Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya,
KJV, And it came to pass, when Jesus had ended these sayings, the people were astonished at his doctrine:
TR, και εγενετο οτε συνετελεσεν ο ιησους τους λογους τουτους εξεπλησσοντο οι οχλοι επι τη διδαχη αυτου
Translit., kai egeneto hote sunetelesen ho iêsous tous logous toutous exeplêssonto hoi okhloi epi tê didakhê autou
Mengimani bahwa Alkitab -- baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru -- telah diilhami oleh Allah dan merupakan penyataan Allah kepada manusia, merupakan salah satu doktrin dalam "agama" Kristen, namun tidak semua kalangan Kristen menganut doktrin ini. Ada kalangan tertentu -- terutama kalangan liberal -- yang justru mempermasalahkan Alkitab.