Archives

Famous Sayings About Teachers

Posted on Sunday, October 4, 2009

* "Teaching is not a lost art, but the regard for it is a lost tradition." - Jacques Barzun
* "Good teachers are costly, but bad teachers cost more." - Bob Talbert
* "The true teacher defends his pupils against his own personal influence. He inspires self-distrust. He guides their eyes from himself to the spirit that quickens him. He will have no disciple." - Amos Bronson Alcott
* "A good teacher is like a candle - it consumes itself to light the way for others." -Anonymous
* "Teaching is leaving a vestige of one self in the development of another. And surely the student is a bank where you can deposit your most precious treasures." - Eugene P. Bertin
* "The mediocre teacher tells. The good teacher explains. The superior teacher demonstrates. The great teacher inspires." - William Arthur Ward
* "A teacher's purpose is not to create students in his own image, but to develop students who can create their own image." - Anonymous
* "What the teacher is, is more important than what he teaches." - Karl Menninger
* "The dream begins with a teacher who believes in you, who tugs and pushes and leads you to the next plateau, sometimes poking you with a sharp stick called truth." - Dan Rather
* "In teaching you cannot see the fruit of a day's work. It is invisible and remains so, maybe for twenty years." - Jacques Barzun
* "Teaching is the profession that teaches all the other professions." - Anonymous
* "The best teachers teach from the heart, not from the book." - Anonymous
* "A teacher affects eternity; he can never tell where his influence stops." - Henry Brooks Adams
* "Teachers, I believe, are the most responsible and important members of society because their professional efforts affect the fate of the earth." - Helen Caldicott
* "Better than a thousand days of diligent study is one day with a great teacher." -Japanese proverb
* "The whole art of teaching is only the art of awakening the natural curiosity of young minds for the purpose of satisfying it afterwards." -Anatole France
* "Those who educate children well are more to be honored than parents, for these only gave life, those the art of living well." - Aristotle
* "A gifted teacher is as rare as a gifted doctor, and makes far less money" - Anonymous

Comments (1)

Apa itu Web 2.0

Posted on Saturday, June 27, 2009

Sebenarnya istilah ini sudah lama muncul tapi kita perlu tahu, apa sih web 2.0?

Apa itu web 2.0? Sederhananya adalah web generasi kedua yang menawarkan kemudahan dalam penggunaan aplikasi dan interaksi, komunikasi serta sharing dan lain-lain. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan aplikasi-aplikasi Internet generasi baru yang merevolusi cara kita menggunakan Internet.

Web 2.0 adalah generasi web yang membuat ’semua orang’ yang terhubung ke web mampu menyediakan dan mendistribusikan konten (teks, grafis, dll) di web. Website yang membuat orang dapat berbagi konten di web dengan mudahnya (tidak perlu pengetahuan pemrograman web pun bisa berbagi data di web) adalah web 2.0: Blog, Photo Sharing (flickr), Video Sharing (YouTube), Presentation Sharing (Slideshare.net), Social Networking (Facebook, myspace, friendster, linkedIn, etc) dll.

Kalau generasi pertama adalah milik web programer dan web designer, nah ceritanya sekarang nih, aplikasi internet sekarang berorientasi kepada user atau pemakai. Ini nih definisinya saya cuplik dari Wiki "Web 2.0" refers to what is perceived as a second generation of web development and web design. It is characterized as facilitating communication, information sharing, interoperability, User-centered design.

Istilah ini diperkenalkan oleh Tim O'Reilly pada tahun 2003 dan dipopulerkan dalam the O'Reilly Media Web 2.0 conference tahun 2004. Kendati ini adalah istilah baru tapi bukan berarti menunjukkan versi internet baru. Web 2.0 lebih mengacu kepada perubahan dalam aplikasi-aplikasi web dan kemudahan penggunaannya oleh para pemakai internet.

Karakteristik dari Web 2.0 adalah bahwa kita tidak hanya sekedar menerima informasi. Web 2.0 memberi kemudahan dan kemampuan pengguna internet biasa atau awam untuk mendistribusikan dan mengembangkan konten. Web 2.0 juga menjadi sarana untuk berbagi konten bukan saja dari satu ke banyak melainkan distribusi informasi terjadi antara banyak-ke-banyak: many-to-many. Dan inilah esensi dari web 2.0: partisipasi. kolaborasi. many-to-many. contoh spesifik dari web 2.0: Wikipedia, Flickr, dll.


Berikut ini fitur-fitur Web 2.0 : (kutipan dari wiki):

Web 2.0 websites typically include some of the following features/techniques. Andrew McAfee used the acronym SLATES to refer to them:[13]

Search
The ease of finding information through keyword search.
Links
Ad-hoc guides to other relevant information.
Authoring
The ability to create constantly updating content over a platform that is shifted from being the creation of a few to being constantly updated, interlinked work. In wikis, the content is iterative in the sense that users undo and redo each other's work. In blogs, content is cumulative in that posts and comments of individuals are accumulated over time.
Tags
Categorization of content by creating tags: simple, one-word user-determined descriptions to facilitate searching and avoid rigid, pre-made categories.
Extensions
Powerful algorithms that leverage the Web as an application platform as well as a document server.
Signals
The use of RSS technology to rapidly notify users of content changes.

Comments (2)

Pekerjaan apa yang paling berbahaya dan beresiko? Guru!

Posted on Thursday, June 25, 2009

Menurut penelitian, meja yang paling banyak bakterinya adalah meja guru. Menurut riset dari University of Arizona yang meneliti resiko yang dihadapi oleh berbagai profesi maka profesi gurulah yang paling rentan. Guru menghadapi bakteri dan kuman enam kali lebih banyak dibanding profesi yang lain misalnya akuntan yang ada di peringkat kedua serta keyboard computer guru 27 kali lebih banyak bakterinya dibanding profesi lain. Bagaimana dengan mousenya? Enam kali lebih banyak.

Kenapa demikian? Alasannya karena meja siswa di ruang kelas adalah meja yang paling kotor atau paling jorok atau bahasa Melayunya paling teruk. Siswa yang tidak menjaga kebersihan tentu saja akan menempelkan bakteri ke mejanya. Belum lagi kalau mereka berolah raga, berkeringat dan setelah beraktifitas di luar kelas pasti akan masuk dengan membawa bakteri. Tangan yang berkeringat dan menempel di meja akan membuat bakteri dan kuman nempel dengan "posisi uenaknya" alias mantapnya di meja siswa. Lalu bayangkan saat kelas selanjutnya dimulai, sang guru akan berkeliling dan seperti biasa akan menyentuh meja siswa maka terjadilah migrasi kuman dan bakteri dalam sekejap. Selanjutnya guru mengusap wajahnya karena mungkin kecapean ngajar, maka bakteri dan kuman kembali menempel di tempat baru yaitu di wajah dan langsung mengarah ke liang hidung atau masuk lewat pernafasan. Saat kembali ke meja kerjanya, guru membawa bakteri dan kuman ber-reuni di meja kerjanya.

Siswa yang iseng dan jorok juga bisa menjadi masalah dan menambah penderitaan bagi guru. Siswa apalagi yang habis ke toilet dan tidak mencuci tangannya dengan bersih tentu saja semakin menambah kuman dan bakteri dalam jumlah yang lumayan. Kalau ada siswa yang iseng misalnya ngupil lalu ditempelin ke bawah meja, ihhh tapi ini kenyataan kan? Akan menambah kejorokan di meja siswa. Atau contoh lain ada siswa yang lagi pilek dan saat bersin tidak menutupinya dengan sapu tangan atau saat hidungnya meler tidak mau dibuang lendirnya tetapi hanya dilap dengan tangan, maka bakterinya akan nempel dengan enak di mana-mana.

Guru beresiko besar karena gurulah yang paling guru sering melakuka kontak dengan siswa misalnya menerima kertas hasil ulangan siswa atau hasil kerja siswa, berbicara dengan siswa dan mengecek siswa saat siswa sedang berada di belakang mejanya mengerjakan tugasnya. Guru juga menerima buku PR siswa atau tugas/project siswa yang dikerjakan di rumah, padahal bisa jadi sekeluarganya kena pilek dan lagi-lagi guru menyambut hasil tugas siswa plus-plus. Plus kuman maksudnya.

Guru juga beresiko saat musim flu dan siswa pasti akan bergantian menebarkan virusnya di ruang kelas. Guru yang ada di ruangan ber-AC menjadi ruangan yang empuk untuk peredaran bakteri. Guru menjadi penerima dan penampung virus serta bakteri di kelasnya. Menurut para peneliti, pada saat musim flu maka setengah dari benda-benda yang ada di ruangan kelas terdapat virus influenza di atasnya. Tentu saja guru tidak mungkin pakai masker di kelas, kalau pakai masker bagaimana dia bisa bercuap-cuap?. Waktu saya ngajar, ada dua teman saya keduanya guru ketularan cacar air dari muridnya. Cuti deh seminggu lebih gurunya.

Inilah top ten profesi yang menghadapi banyak kuman dan bakteri:

1. Teacher/Day Care Aide
2. Bank Employee/Cashier
3. Tech Support/Computer Repair
4. Doctor/Nurse
5. Lab Scientist
6. Police Officer
7. Animal Control Officer
8. Janitor/Plumber
9. Sanitation Worker
10.Meatpacker


Sumber:Down and Dirty: Ten Most Germy Jobs
From Meatpacking to Teaching, Some Professions Come With More (Cold and Flu) Microbes
By JOSEPH BROWNSTEIN
ABC News Medical Unit

Comments (2)

Liburan ngapain ya

Posted on Wednesday, June 24, 2009

Biar hemat, ya di dalam kota aja sih. Hm mau pergi-pergi tapi mesti beres-beres rumah karena mau pindahan. Maklum, kontraktor jadi pindah-pindah terus, tiap tahun lagi. Hm, ngepak-ngepak, angkat-angkat, cape deh. Tapi mau gimana lagi.....Mudah-mudahan suatu saat bisa stay dan tidak lagi menjadi pengembara di kota Jakarta ini.....

Comments (0)

Dalam Renovasi

Agar tampilannya lebih up to date, maka dengan berat hati template ini saya ganti dengan template Digital Statement. Sebenarnya template sebelumnya adalah template favorit saya, WP Polaroid, template yang termasuk sejuta umat karena banyak yang ngefans dan memakainya. Selamat tinggal wp polaroid dan selamat datang digital statement. O ya alasan lain saya memakai template baru ini karena ada fitur smooth gallery slideshownya yang keren. Ok deh, walaupun belum komplit, tetapi udah bisa diliat-liat. Enjoy

Comments (0)

Humor Guru DH

Posted on Tuesday, May 19, 2009

 menulis topik-topik yang cukup berat, sekarang saya mau tampilkan topik yang ringan, yangt segar dan yang lucu biar enggak stress

Part 1
Mengapa di Sekolah Dian Harapan banyak terjadi miskomunikasi?

Jawabannya : Karena banyak "Miss"nya (sebutan untuk guru wanita di Sekolah Dian Harapan)

Part 2
Sewaktu mau membuat project Yearbook, saya bertanya kepada seorang siswa Grade 9: "Kamu bisa pake Photoshop, nggak?" (Photoshop adalah program editing photo).
Siswa Grade 9 :"Bisa, Sir!"
Saya : "Kamu bisa apa di Photoshop?"
Siswa Grade 9 : "Saya bisa mutilasi!" jawabnya dengan mantap.
Saya :"Ha? Mutilasi?" (Saya sudah membayangkan yang enggak-enggak, tapi saya lalu menenangkan diri dan bertanya kembali).
Saya:"Maksudnya manipulasi khan? manipulasi foto?"
Siswa Grade 9: "Ya, itu maksud saya".
saya:"Mutilasi kok bisa jadi manipulasi, nggak ada mirip-miripnya sebenarnya".


Part 3
Waktu lagi musism banjir di Jakarta yakni bulan Februari, saya iseng-iseng sms teman saya dan menanyakan satu hal. Kalau terjadi banjir di rumah kamu, hal penting apa yang akan kamu selamatkan?
Dia mereply saya demikian: "Buku Stepping Stone, buat pijakan kalau banjir!"

Part 4
Based on true story.
Waktu itu di akhir acara briefing Fire Drill saya bertanya kepada teman di samping saya yaitu Mr. Samuel,"Kalau seandainya terjadi kebakaran, hal penting apa yang akan bapak selamatkan? Apakah laptop?". Saya tahu dia memiliki laptop.
Dia menjawabnya,"Saya akan menyelamatkan artikel PD saya".
Saya tidak mau kalah, saya menjawab,"Sebagai guru CB saya akan menyelamatkan Alkitab plus Daily Plan saya".

Part 5
Saat berikutnya berlanjut dengan Team Teaching, saya bertanya kepada teman saya Mr. Theo sebagai guru Biologi. Dia seorang yang bertubuh tinggi besar, jadi pertanyaanya saya ubah dari apa menjadi siapa. "Siapa yang akan Bapak selamatkan?"
Dia menjawab dengan tenang sesuai ciri khasnya,"Saya akan menyelamatkan diri saya." "Lho? Alasannya?" tanya saya.
Dia menyahut,"Karena tubuh saya berharga, saya khan guru Biologi dan tubuh saya ini menjadi alat peraga Biologi. Alasan yang kedua, karena saya belum married, he he"

Comments (3)

Awas! Pembajakan Intelektual

Posted on Tuesday, April 21, 2009

 ingat dengan kasus Nanyang belum lama ini? Nanyang atau NTU (Nanyang Technology University) adalah universitas yang paling bergengsi di Singapura. Kasus Nanyang adalah mahasiswa Indonesia bernama David Hartono yang dikabarkan stress lalu menususk dosennya hingga luka parah dan bunuh diri. Ternyata beritanya tidak sesimpel itu.

Teman sekamar David Hartono, mahasiswa yang bunuh diri itu adalah bekas murid saya yang bernama Edwin. Edwin mengatakan bahwa bukan Budi yang menjadi pelaku penusukan terhadap dosennya. Keluarga dari David juga menyatakan bahwa Kakak David sempat chatting dengan adiknya dan tidak terlihat ada tanda-tanda stress dari si David.


Sebenarnya, kasus Nanyang ini adalah kasus pembajakan intelektual, menurut saya. David tengah melakukan suatu penelitian yang sangat brilian. Dia tengan menciptakan suatu piranti lunak yang bias mendeteksi wajah seseorang di tempat umum. Tentu saja piranti lunak ini sangat bernilai tinggi. Tidak hanya memiliki nilai teknologi tetapi juga dipastikan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Ternyata belum sempat dia menuntaskan karyanya, dia meninggal secara misterius.

Yang menjadi pertanyaan juga adalah, tidak lama setelah meninggalnya David, seorang mahasiswa sdari China yang tengah melakukan penelitian yang sama dengan David meninggal dunia secara tiba-tiba. Dia tertabrak di dekat kampus. Aneh, di Singapura yang lalulintasnya teratur dan melarang kebut-kebutan, seorang mahasiswa pejalan kaki bias tewas ditabrak.

Sesungguhnya, tidak hanya di Nanyang terjadi kasus pembajakan intelektual. Di sekolah-sekolah di Indonesia juga marak terjadi hal ini. Memang tidak ada pembunuhan yang terjadi, tetapi pembunuhan kreatifitas, pembuinuhan inovasi telah terjadi.
Misalnya ada seseorang yang punya ide yang brilian lalu mencoba merancang atau menggodoknya untuk sebuah project. Mungkin baru saja mengajukan proposal, tau-tau ada orang lain yang datang menyerobot dan mencaplok ide tersebut. Tidak hanya berhenti sampai di situ, orang tersebut cepat-cepat mewujudkan dan mengekspos ke orang lain bahkan ke tingkat yang lebih tinggi sambil mengklaim bahwa itu adalah ide sekaligus karyanya. Parah, nggak?

Kasus seperti ini tidak hanya terjadi sekali tapi sudah berkali-kali dan tampaknya pimpinan atau pihak sekolah fine-fine aja tuh.
Ada sebuah buku yang say abaca berjudul “Integritas”. Buku itu menyatakan bahwa seorang pemimpin itu harus peka terhadap segala sesuatu bahkan mampu mendeteksi penipuan dan kebohongan. Tapi kenapa di SMP nggak terdeteksi ya? Mungkin pelakunya sudah lihai (dalam menipu).
Buat apa guru-guru berkoar terhadap siswa agar berlaku jujur, benar, jangan nyontek dan sebagainya sementara pembajakan intelektual jalan terus.


Comments (0)

Mana DP-nya?

Posted on Monday, March 16, 2009

by Ronny Dee

DP yang saya maksud bukan Dewi Perssik atau Down Payment tapi Daily Plan.
Waktu lalu saya kedatangan tamu yang diantar oleh teman saya yaitu Mr. Theo. Waktu dia memperkenalkan dirinya bahwa dia dari Binus saya langsung mengajaknya ngobrol tentang pendidikan termasuk Character Building. (Binus mengeluarkan beberapa seri buku CB). Yang membuat saya bersemangat berbincang adalah saat mengetahui bahwa dia termasuk salah satu peneliti dan penyusun buku Character Building.
Dia mengatakan bahwa mereka melakukan riset bahkan sampai ke luar negeri untuk mencari buku-buku atau bahannya. Timnya terdiri dari berbagai ahli dari berbagai bidang dan mereka tidak mengajar, mereka khusus berkumpul untuk menggodok bahan Character Building. Wow, ini baru namanya litbang, bukan sulit berkembang loh.....
(dalam hati saya, ck..ck..ck, litbangnya bener-bener jalan bahkan lari kenceng.....)



Yang menarik adalah bahwa dia mengatakan kalau di Binus, guru-guru langsung disuplai DP. Guru disuplai DP karena mereka menetapkan standar mutu yang tinggi di sana. Kelebihannya adalah bahan ajar itu memiliki standar tinggi, membuat guru lebih konsentrasi di kelas serta memudahkan kalau ada guru yang tidak masuk atau ada guru yang keluar, DPnya sudah ready. Dalam DP mereka sudah dirancang introduksinya apa, harus ngapain semua sudah dirancang.

Bagaimana dengan kita? Kelebihannya kita tidak perlu dan tidak butuh RnD atau litbang, guru-guru langsung merancang DP dengan segala kemampuannya...Ketka saya sharing dengan seorang guru DH, dia menyatakan bahwa kita harus mandiri, jangan bergantung. Memang.
Guru DH yang rata=rata kebanyakan guru memiliki jam terbang yang cukup banyak ditambah dengan kesibukan kegiatan sekolah yang padat dituntut untuk mandiri, belajar mencreate sendiri. Tetapi tunggu dulu. Dengan tuntutan penerapan Biblical Worldview, sebenarnya guru belum sepenuhnya siap. Guru seperti disuruh masuk hutan dan harus mencari dan mengumpulkan bahan makanan sendiri. Kenyataanya buku-buku pendukung dan penunjang Biblical Worldview terbilang minim. Andalannya Stepping Stone doang. Hasilnya, memang belum ada survei, tetapi tetap saja guru-guru kesulitan dalam menemukan penerapan dan kaitan Biblical Worldview yang cocok. Alhasil, ada juga yang dicocok-cocokkan atau dipaksakan.

Tuntutan DP semakin luar biasa karena harus disetor setiap minggu. Seharusnya, sekolah mengadopsi metode dari Binus, yaitu membuat tim RnD yang handal dengan berbagai latar belakang ilmu, terutama kalau mau menerapakan Biblical Worldview yang benar berarti harus ada yang berlatar belakang theologi yang kuat ditambah guru-guru yang pakar dalam bidangnya. Dengan tim yang kuat ini mereka bisa merancang bahan ajar yang komplit dengan penerapan Biblical Worldview yang bertanggung jawab dan tidak ngawur apalagi maksa.

Banyak kelebihan yang didapatkan dengan adanya tim RnD seperti itu. Dengan adanya tim itu, mereka bisa mengcreate materi yang jauh lebih berkualitas karena dikerjakan dengan tim ahli. Bandingkan hasilnya dengan kita kerja sendiri, memikirkan sendiri dengan pikiran yang tidak tenang karena dikejar-kejar berbagai hal. Kalau dikerjakan sendiri kualitasnya juga akan berbeda-beda tergantung kualitas gurunya. Dengan tim yang merancang materi maka dijamin dan bisa juga dijaga standar atau mutu materi di semua unit. Jadi tidak akan ada materi yang asal masuk atau maksa. Guru juga lebih berkonsentrasi dan fokus di kelas.

Di DH guru langsung disuplai DP seperti itu pasti tidak akan mungkin. Tampaknya mengharapkan dan membentuk tim yang berperan untuk menjadi RnD di DH hanya mimpi. Tetapi tim ahli untuk membuat standar panduan materi atau penerapan Biblical Worldview tetaplah diperlukan. Atau jalan keluar lainnya yang lebih mudah dan gampang adalah bagian Kurikulum membuat semacam diktat atau panduan dulu deh. Masalahnya belum ada yang mengcreate hal semacam itu. Hal ini demi penerapan Biblical worldbiew yang benar dan bertanggung jawab. Masalahnya terpikir ngga???

Pembuatan DP dengan bertanggung jawab dan sesuai Biblical Worldview tidak mudah apalagi untuk sekolah yang baru memulai penerapannya. Akhirnya kembali lagi, guru harus ekstra keras untuk cari bahan, memikirkan dan membuat DP. Tenaga yang banyak terkuras itu harus terkuras lagi untuk mengajar, membuat soal, koreksi dan sebagainnya. Guru DH memang spesialis multi tasking. Tapi dengan kerja borongan seperti itu, kualitasnya dan penerapan BW bagaimana?

Comments (2)

Are You Digital Teacher?

Posted on Monday, March 2, 2009

by Ronny Dee

Pada hari Jumat, 27 Februari lalu, sebelum PD dimulai, saya iseng-iseng menulis dalam agenda saya tentang Digital Teacher. Saya menulis bahwa penampilan Digital Teacher itu kira-kira seperti ini (dalam imajinasi en bayangan saya) : Digital Teacher itu tangan kanannya menenteng tas laptop yang berisi laptop Apple Macbook sama tangan kirinya menggenggam BlackBerry. Pagi hari cek jadwal ngajar lewat BlackBerry, Morning Devotion juga pake itu...... Presentasi pake Macbook yang sudah ada di dalam tasnya dan sudah dipersiapkan semalam.
Kalau Guru Dian Harapan? Tasnya sih tas laptop juga tapi isinya belum tentu laptop. Ada sebagian kecil yang benar-benar isinya laptop. Tapi ada juga yang tasnya isinya Tupperware alias kotak makan sama koreksian plus buku Stepping Stone. Barangkali ada juga yang membawa catalog Sophie Martin Paris….

Kisah berlanjut, pada keesokan harinya, istri saya Diana mengikuti National Plus School Conference di Bintaro bersama temannya Ruth, pulangnya mereka sharing ke saya sesuatu yang mengejutkan dan menggugah hati saya. Mereka mengatakan bahwa ada presentasi dari sebuah sekolah di mana gurunya memakai laptop Apple Macbook… Belum hilang keterkejutan saya, mereka mengatakan juga bahwa muridnya alias siswanya yang notabene masih kelas V SD melakukan presentasi dengan laptop Apple Macbooknya. (Seharusnya tidak perlu kaget kalau sudah jadi digital teacher).

Yang menarik perhatian saya bukan pada soal merek atau tipe laptopnya tetapi apa yang dilakukan siswa kelas V SD itu dengan laptopnya. Anak itu membuat portofolio digital. Dia membuat project, research dan disain 3D dengan laptopnya. Anak itu kurang lebih memakai 8 software untuk mengerjakan portofolionya serta project-projectnya….Dan dalam portofolio itu orang tua serta guru juga ikut memberikan comment. (Seee, commentnya digital juga).

Bagaimana dengan kita? Kalau sekolah kita sudah melakukan portofolio, di satu sisi kita boleh senang tapi jangan terlalu berbangga karena sesungguhnya kita masih melakukannya secara analog. Mungkin bisa saja kita mencari dalih atau alasan-alasan, misalnya sekolah kita belum 1 to 1 laptop, anggaran untuk IT kurang dan lain-lain. Tetapi pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah kita sudah mengantisipasi ke depannya. Dalam hal ini yang saya maksud bukan cuma dalam hal pembuatan portofolio, tetapi untuk membuat project-project atau tugas, presentasi dan sebagainya. Apakah kita sudah mulai memperlengkapi diri mulai saat ini? Apakah kita sudah diperlengkapi? Siswa-siswi saat ini mereka adalah digital learners. Gadgets adalah mainan mereka saat ini. Tiap hari mereka berhadapan dengan computer / laptop baik untuk gaming, facebook, friendster, cari software, cari bahan buat PR, cari dan surfing yang aneh-aneh dan sebagainya. Seharusnya sekolah juga mulai mengantisipasi dan mengarahkan siswa-siswi yang setiap hari berkecimpung dalam dunia digital. Guru, terutama harus ikut memperlengkapi diri dengan penguasaan software-software yang yang relevan saat ini, relevan dengan pelajaran dan relevan dengan siswanya. Ini sudah 2009, sebentar lagi 2010.

Problemnya, guru-guru saat ini adalah digital immigrant, sedangkan siswanya adalah digital native. Kita guru-guru lahir pada era yang belum sepenuhnya digital. Sedangkan siswa saat ini mereka lahir dan hidup dalam dunia digital. Mau tidak mau kita harus mengejar ketinggalan, harus mengupdate, mengembangkan diri dan mengembangkan pengetahuan / skill terutama dalam hal IT saat ini.

Saya menulis ini bukan karena saya sudah menjadi digital teacher. Tetapi saya mengajak kita untuk melihat ke saat ini dan depan. Murid-murid kita saat ini pada kenyataannya adalah digital learners. Siapkah kita untuk berjalan bersama mereka, mendampingi mereka untuk melangkah dalam dunia digital? Katanya guru melangkah di depan siswa utnuk memimpin dan mengarahkan, melangkah di samping siswa untuk mendampingi dan membimbing siswa serta melangkah di belakang siswa untuk mendorong siswa. Jangan-jangan siswa sudah melangkah terlalu jauh dan kita semakin ketinggalan......Apakah kita sudah mengantisipasi hal ini? Apakah kita sudah memiliki visi ini? Are you digital teacher? Are we digital teacher?

Comments (1)

Digital Learners

Comments (1)

A Vision of Students Today

Posted on Friday, February 27, 2009

Comments (0)

Chat Box

Photos from our Flickr stream