Categorized |

Awas! Pembajakan Intelektual

Posted on Tuesday, April 21, 2009

 ingat dengan kasus Nanyang belum lama ini? Nanyang atau NTU (Nanyang Technology University) adalah universitas yang paling bergengsi di Singapura. Kasus Nanyang adalah mahasiswa Indonesia bernama David Hartono yang dikabarkan stress lalu menususk dosennya hingga luka parah dan bunuh diri. Ternyata beritanya tidak sesimpel itu.

Teman sekamar David Hartono, mahasiswa yang bunuh diri itu adalah bekas murid saya yang bernama Edwin. Edwin mengatakan bahwa bukan Budi yang menjadi pelaku penusukan terhadap dosennya. Keluarga dari David juga menyatakan bahwa Kakak David sempat chatting dengan adiknya dan tidak terlihat ada tanda-tanda stress dari si David.


Sebenarnya, kasus Nanyang ini adalah kasus pembajakan intelektual, menurut saya. David tengah melakukan suatu penelitian yang sangat brilian. Dia tengan menciptakan suatu piranti lunak yang bias mendeteksi wajah seseorang di tempat umum. Tentu saja piranti lunak ini sangat bernilai tinggi. Tidak hanya memiliki nilai teknologi tetapi juga dipastikan memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi. Ternyata belum sempat dia menuntaskan karyanya, dia meninggal secara misterius.

Yang menjadi pertanyaan juga adalah, tidak lama setelah meninggalnya David, seorang mahasiswa sdari China yang tengah melakukan penelitian yang sama dengan David meninggal dunia secara tiba-tiba. Dia tertabrak di dekat kampus. Aneh, di Singapura yang lalulintasnya teratur dan melarang kebut-kebutan, seorang mahasiswa pejalan kaki bias tewas ditabrak.

Sesungguhnya, tidak hanya di Nanyang terjadi kasus pembajakan intelektual. Di sekolah-sekolah di Indonesia juga marak terjadi hal ini. Memang tidak ada pembunuhan yang terjadi, tetapi pembunuhan kreatifitas, pembuinuhan inovasi telah terjadi.
Misalnya ada seseorang yang punya ide yang brilian lalu mencoba merancang atau menggodoknya untuk sebuah project. Mungkin baru saja mengajukan proposal, tau-tau ada orang lain yang datang menyerobot dan mencaplok ide tersebut. Tidak hanya berhenti sampai di situ, orang tersebut cepat-cepat mewujudkan dan mengekspos ke orang lain bahkan ke tingkat yang lebih tinggi sambil mengklaim bahwa itu adalah ide sekaligus karyanya. Parah, nggak?

Kasus seperti ini tidak hanya terjadi sekali tapi sudah berkali-kali dan tampaknya pimpinan atau pihak sekolah fine-fine aja tuh.
Ada sebuah buku yang say abaca berjudul “Integritas”. Buku itu menyatakan bahwa seorang pemimpin itu harus peka terhadap segala sesuatu bahkan mampu mendeteksi penipuan dan kebohongan. Tapi kenapa di SMP nggak terdeteksi ya? Mungkin pelakunya sudah lihai (dalam menipu).
Buat apa guru-guru berkoar terhadap siswa agar berlaku jujur, benar, jangan nyontek dan sebagainya sementara pembajakan intelektual jalan terus.


Leave a Reply

Chat Box

Photos from our Flickr stream