by Ronny Dee
Pada hari Jumat, 27 Februari lalu, sebelum PD dimulai, saya iseng-iseng menulis dalam agenda saya tentang Digital Teacher. Saya menulis bahwa penampilan Digital Teacher itu kira-kira seperti ini (dalam imajinasi en bayangan saya) : Digital Teacher itu tangan kanannya menenteng tas laptop yang berisi laptop Apple Macbook sama tangan kirinya menggenggam BlackBerry. Pagi hari cek jadwal ngajar lewat BlackBerry, Morning Devotion juga pake itu...... Presentasi pake Macbook yang sudah ada di dalam tasnya dan sudah dipersiapkan semalam.
Kalau Guru Dian Harapan? Tasnya sih tas laptop juga tapi isinya belum tentu laptop. Ada sebagian kecil yang benar-benar isinya laptop. Tapi ada juga yang tasnya isinya Tupperware alias kotak makan sama koreksian plus buku Stepping Stone. Barangkali ada juga yang membawa catalog Sophie Martin Paris….
Kisah berlanjut, pada keesokan harinya, istri saya Diana mengikuti National Plus School Conference di Bintaro bersama temannya Ruth, pulangnya mereka sharing ke saya sesuatu yang mengejutkan dan menggugah hati saya. Mereka mengatakan bahwa ada presentasi dari sebuah sekolah di mana gurunya memakai laptop Apple Macbook… Belum hilang keterkejutan saya, mereka mengatakan juga bahwa muridnya alias siswanya yang notabene masih kelas V SD melakukan presentasi dengan laptop Apple Macbooknya. (Seharusnya tidak perlu kaget kalau sudah jadi digital teacher).
Yang menarik perhatian saya bukan pada soal merek atau tipe laptopnya tetapi apa yang dilakukan siswa kelas V SD itu dengan laptopnya. Anak itu membuat portofolio digital. Dia membuat project, research dan disain 3D dengan laptopnya. Anak itu kurang lebih memakai 8 software untuk mengerjakan portofolionya serta project-projectnya….Dan dalam portofolio itu orang tua serta guru juga ikut memberikan comment. (Seee, commentnya digital juga).
Bagaimana dengan kita? Kalau sekolah kita sudah melakukan portofolio, di satu sisi kita boleh senang tapi jangan terlalu berbangga karena sesungguhnya kita masih melakukannya secara analog. Mungkin bisa saja kita mencari dalih atau alasan-alasan, misalnya sekolah kita belum 1 to 1 laptop, anggaran untuk IT kurang dan lain-lain. Tetapi pertanyaan yang paling mendasar adalah apakah kita sudah mengantisipasi ke depannya. Dalam hal ini yang saya maksud bukan cuma dalam hal pembuatan portofolio, tetapi untuk membuat project-project atau tugas, presentasi dan sebagainya. Apakah kita sudah mulai memperlengkapi diri mulai saat ini? Apakah kita sudah diperlengkapi? Siswa-siswi saat ini mereka adalah digital learners. Gadgets adalah mainan mereka saat ini. Tiap hari mereka berhadapan dengan computer / laptop baik untuk gaming, facebook, friendster, cari software, cari bahan buat PR, cari dan surfing yang aneh-aneh dan sebagainya. Seharusnya sekolah juga mulai mengantisipasi dan mengarahkan siswa-siswi yang setiap hari berkecimpung dalam dunia digital. Guru, terutama harus ikut memperlengkapi diri dengan penguasaan software-software yang yang relevan saat ini, relevan dengan pelajaran dan relevan dengan siswanya. Ini sudah 2009, sebentar lagi 2010.
Problemnya, guru-guru saat ini adalah digital immigrant, sedangkan siswanya adalah digital native. Kita guru-guru lahir pada era yang belum sepenuhnya digital. Sedangkan siswa saat ini mereka lahir dan hidup dalam dunia digital. Mau tidak mau kita harus mengejar ketinggalan, harus mengupdate, mengembangkan diri dan mengembangkan pengetahuan / skill terutama dalam hal IT saat ini.
Saya menulis ini bukan karena saya sudah menjadi digital teacher. Tetapi saya mengajak kita untuk melihat ke saat ini dan depan. Murid-murid kita saat ini pada kenyataannya adalah digital learners. Siapkah kita untuk berjalan bersama mereka, mendampingi mereka untuk melangkah dalam dunia digital? Katanya guru melangkah di depan siswa utnuk memimpin dan mengarahkan, melangkah di samping siswa untuk mendampingi dan membimbing siswa serta melangkah di belakang siswa untuk mendorong siswa. Jangan-jangan siswa sudah melangkah terlalu jauh dan kita semakin ketinggalan......Apakah kita sudah mengantisipasi hal ini? Apakah kita sudah memiliki visi ini? Are you digital teacher? Are we digital teacher?
Saturday, March 21, 2009 9:33:00 AM
Sebenarnya teman2 di SMP udah mengarah ke digital Teacher, karena mereka juga memiliki penguasaan dan penerapan mkomputer dan multimedia. Mr Richard udah pake software gitar interaktif di kelas gitarnya, Ms Elkana nguasai Adobe Flash, Mr. Robin, Mr. Andhi, Mr. Andrew Osana. Kalau guru komputer udah menguasai dari sononya